modul kuliah semester 5, Etika Profesi PNS, susunan Ustadz Satria Hadi Lubis.

7 Kebiasaan manusia yang sangat efektif
Di dalam bukunya 7 Habits of Highly Effective People yang dijabarkan oleh Stephen R. Covey, merupakan esensi perwujudan dari upaya kita untuk menjadi seseorang yang seimbang, utuh, dan kuat, serta menciptakan sebuah tim yang saling melengkapi berdasarkan rasa saling menghormati. Hal ini adalah merupakan prinsip-prinsip dari karakter pribadi.

Habit 1 – Proactive
Menjadi proaktif adalah sesuatu yang lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Proaktif berarti menyadari bahwa kita bertanggung jawab terhadap pilihan-pilihan kita dan memiliki kebebasan untuk memilih berdasarkan prinsip dan nilai, dan bukan berdasarkan suasana hati atau kondisi di sekitar kita. Orang-orang yang proaktif adalah agen-agen perubahan, dan memilih untuk tidak menjadi korban, untuk tidak menjadi reaktif; mereka memilih untuk tidak menyalahkan orang lain.

Habit 2 – Start from the End
Individu, keluarga, tim dan organisasi membentuk masa depan mereka dengan terlebih dahulu menciptakan sebuah visi mental untuk segala proyek, baik besar maupun kecil, pribadi atau antarpribadi. Mereka tidak sekedar hidup dari hari ke hari tanpa tujuan yang jelas dalam pikiran mereka. Mereka mengidentifikasi diri dan memberikan komitmen terhadap prinsip, hubungan, dan tujuan yang paling berarti bagi mereka.

Habit 3 – Put First thing first
Mendahulukan yang utama berarti mengatur aktivitas dan melaksanakannya berdasarkan prioritas-prioritas yang paling penting. Apa pun situasinya, hal itu berarti menjalani kehidupan dengan didasarkan pada prinsip-prinsip yang dirasakan paling berharga, bukan oleh agenda dan kekuatan sekitar yang mendesak saja.

Habit 4 – Think Win Win
Berpikir menang-menang adalah kerangka pikiran dan hati yang berusaha mencari manfaat bersama dan saling menghormati di dalam segala jenis interaksi. Berpikir menang-menang adalah berpikir dengan dasar-dasar Mentalitas Berkelimpahan yang melihat banyak peluang, dan bukan berpikir dengan Mentalitas Berkekurangan dan persaingan yang saling mematikan. Karakter ini bukanlah berpikir secara egois (menang-kalah) atau seperti martir (kalah-menang). Karakter ini adalah berpikir dengan mengacu kepada kepentingan “kita”, bukan “aku”.

Habit 5 – Effective Communication
Effective Communication yang dimaksud adalah berkomunikasi dengan empathy; berusaha memahami dulu, baru kemudian berusaha dipahami. Jika kita mendengar dengan maksud untuk memahami orang lain, dan bukan sekedar untuk mencari celah untuk menjawab, kita bisa memulai komunikasi dan pembentukan hubungan yang sejati. Peluang-peluang untuk berbicara secara terbuka dan untuk dipahami kemudian akan datang secara lebih alamiah dan mudah. Berusaha untuk memahami memerlukan pertimbangan matang; berusaha untuk dipahami memerlukan keberanian. Efektivitas terletak pada menyeimbangkan atau menggabungkan keduanya.

Habit 6 – Synergy
Sinergi adalah alternatif ketiga – bukan cara saya, cara Anda, tetapi sebuah cara ketiga yang lebih baik daripada apa yang bisa kita capai sendiri-sendiri. Sinergi merupakan buah dari sikap menghormati, menghargai, dan bahkan merayakan adanya perbedaan di antara orang-orang. Sinergi bersangkut paut dengan upaya untuk memecahkan masalah, meraih peluang dan menyelesaikan perbedaan. Ini seperti kerja sama kreatif di mana 1 + 1 = 3, 11, 111, … atau lebih banyak lagi. Sinergi juga merupakan kunci keberhasilan dari tim atau hubungan efektif mana pun. Sebuah tim yang bersinergi adalah sebuah tim yang saling melengkapi, di mana tim itu diatur sedemikian rupa sehingga kekuatan dari para anggotanya bisa saling menutupi kelemahan-kelemahannya. Dengan cara ini kita mengoptimalkan kekuatan, bekerja dengan kekuatan tersebut, dan membuat kelemahan dari masing-masing orang menjadi tidak relevan.

Habit 7 – Sharpen the Saw
Mengasah gergaji berkenaan dengan upaya kita untuk memperbarui diri secara terus-menerus pada empat bidang dasar kehidupan: fisik, sosial/emosional, mental, dan spiritual. Ini adalah karakter yang meningkatkan kapasitas kita untuk menjalankan semua kebiasaan lain yang akan meningkatkan efektivitas kita.

Tiga Kebiasaan yang pertama bisa diringkas dalam sebuah pernyataan empat kata yang amat sederhana: Membuat dan memenuhi janji. Kemampuan untuk membuat janji adalah proaktivitas (Kebiasaan 1). Apa yang dijanjikan adalah Kebiasaan 2, dan memenuhi janji adalah Kebiasaan 3.

Tiga kebiasaan selanjutnya bisa diringkas dalam sebuah kalimat pendek: Libatkan orang dalam permasalahan dan carilah penyelesaiannya bersama-sama. Hal ini memerlukan rasa saling menghormati (Kebiasaan 4), saling memahami (Kebiasaan 5), dan kerja sama kreatif (Kebiasaan 6). Kebiasaan 7, Mengasah Gergaji, adalah meningkatkan kompetensi Anda di empat bidang kehidupan: tubuh, pikiran, hati, dan jiwa. Kebiasaan ini memperbarui integritas dan rasa aman seseorang yang berasal dari kedalaman dirinya sendiri (Kebiasaan 1, 2, dan 3) dan memperbarui semangat maupun karakter untuk membentuk tim yang saling melengkapi.

Sumber: The 8th Habit (Stephen R. Covey)

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Adab musyawarah

Selasa, 22 Mei 2012

Perang Uhud

Dalam sidang menjelang perang, para sahabat berkeras untuk keluar menyambut musuh. Tapi Sang Nabi bermimpi ada lembu di sembelih, mata pedang beliau tergigir, dan beliau memasukkan tangannya ke dalam baju besi kokoh. Beberapa ekor lembu yang di sembelih itu beliau ertikan akan ada sahabat-sahabat beliau yang terbunuh. Mata pedang yang rompal berarti anggota keluarga beliau akan mendapatkan musibah. Dan baju besi yang kokoh itu adalah kota Madinah.

Kita sudah tahu kelanjutan kisah. Atas pendapat sahabat-sahabatnya, Nabi mengalah. Mereka berangkat menghadang musuh di Uhud. ‘Abdullah bin Ubay, si munafik, yang dalam musyawarah habis-habisan menyokong mimpi Nabi berkata, “Sungguh celaka kalian yang menentang Rasulullah!” Lalu bersama sepertiga pasukan ia menyempal pergi, meninggalkan Sang Nabi. Dan hari Uhud terjadilah. Kemenangan dan kekalahan dipergilirkan. 70 lelaki mulia menjadi syuhada. Sang Nabi luka-luka, bahkan dikabarkan hilang nyawa.

Izinkan saya bicara lain kali tentang keguncangan perasaan dan akhlak dalam kekalahan ini. Kali ini, kita hanya akan bicara tentang pergelutan manhaj. Dan manhaj yang paling tergoncang oleh kekalahan ini adalah Prinsip Syura.

Dulu, di Surah Asy-Syuraa ayat ke-38, Allah memuji Syura sebagai bagian dari urusan orang-orang yang mematuhi seruan Rabb-nya, yang mendirikan solat dan menafkah-kan rezeki di Jalan-Nya. Kini, bagaimana nasib syura setelah kekalahan Uhud? Bukankah dalam syura menjelang perang, mereka telah memenangkan pendapat majority, atas mimpi meyakinkan Sang Nabi? Lalu mereka kalah. Syubhat-syubhat berkerumuk. Syura-kah penyebab kekalahan itu??
Bukan-kah ada serpihan kebenaran dalam ocehan panas Abdullah ibn Ubay?
Katanya. “Aah… Sudah kukatakan pada kalian jangan menentang mimpi Sang Nabi, jangan keluar dari Madinah, dan jangan mengikutinya menyonsong musuh!”

Syura. Masihkah ia akan dilakukan jika hasilnya sebagai mana mereka rasakan; kekalahan yang memedihkan?

Atau biarkanlah Sang Nabi yang kata-katanya suci mengatur segalanya dan mereka siap sedia bekerja tanpa kata? Subhanallah. inilah kalimat yang difirmankan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada RasulNya;

“..Maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan tetap bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu…” (Ali ‘Imran [3] :159)

Ternyata, di saat syura diragukan dan dipertanyakan, justru Allah menjadikannya perintah. Di saat syura mereka maknai sebagai sebab kekalahan, Allah mengatakan, “Bukan! Dan tetaplah bermusyawarah!”

Sebuah manhaj dalam agama ini telah Allah tegakkan dengan ayat ini. Bahawa Sang Nabi pendapatnya benar, tetapi syura adalah jalan yang lebih dekat dengan ridhaNya. Bahawa memang ada kekalahan, tetapi pergelutan manhaj harus dimenangkan; Syura!
(Dalam Dekapan Ukhuwah halaman 424-426)

2. Tawanan Perang

Tersebutlah bahwa Rasulullah saw meminta masyuroh para sahabatnya berkenaan dengan tawanan perang Badar.

‘Umar bin Al Khaththab ra berpendapat, “Bunuh saja semua”.
Abu Bakar ra berpendapat, “Mereka kan masih kerabat kita, kita suruh bayar tebusan saja”.

Singkat cerita Rasulullah saw cenderung kepada pendapat Abu Bakar ra. Setelah semuanya dilaksanakan sesuai dengan pendapat Abu Bakar ra, wahyu turun. Isi wahyu yang turun itu cukup membuat ngeri dan merinding seluruh rambut. Allah swt berfirman,

“Tidak patut bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawiyah, sedangkan Allah swt menghendaki (pahal) akhirat (untukmu). Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan yang besar karena tebusan yang kamu ambil.” (QS Al Anfal: 67 – 68)

Rasulullah saw mengangis atas teguran Allah swt ini, begitu pula Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. Tidak lama kemudian, Umar bin Al Khaththab ra datang. Rasulullah saw bersabda: “Kalau saja adzab Allah swt itu turun, niscaya tidak ada yang selamat kecuali Umar”. Mendapatkan pendapatnya dibenarkan oleh wahyu, Umar tidak lantas kegirangan dan ujub. Justru Umar bin Al Khaththab-pun ikut menangis.

Pertama karena teguran itu tidak hanya ditujukan kepada Rasulullah saw dan Abu Bakar saja, akan tetapi juga kepada seluruh kaum muslimin, bukankah keputusan itu berlaku bagi kaum muslimin seluruhnya, dan bukankah pula kaum muslimin itu satu badan, dan satu organ, yang jika sebagiannya sakit, maka yang lainnya-pun ikut merasakannya, dan bukankah keputusan itu diambil dari syuro? Kedua karena Umar bin Al Khaththab takut terkena ‘Ujub, sebab ‘ujub itu menghapuskan amal, sebagaimana hujan deras menghapus tanah yang ada di atas batu yang licin.
http://reocities.com/CapitolHill/embassy/4083/tarbiyah/musyawarah.html

3. Perang Tabuk
kisahnya baca disini ya,
http://embuntarbiyah.wordpress.com/2007/07/13/kisah-ka%E2%80%99ab-bin-malik-dalam-perang-tabuk/4. Umar dan Khalid

Di penghujung pertempuran menjelang akhir, datang seorang utusan kepada Khalid Bin Walid. Utusan Khalifah yang baru, Umar Bin Khattab ra yang menggantikan Abu Bakar ra yang telah wafat. Surat itu berisi pemberhentian Khalid dari jabatannya sebagai panglima perang dengan Abu Ubaidah ra sebagai pengganti.

Dengan tenang Khalid bin Walid membaca surat itu dan meminta kepada kurir untuk tidak memberitahukan isi surat kepada siapa pun sampai peperangan berakhir. Pertimbangan Khalid saat itu adalah khawatir instruksi dari Khalifah ini dapat memecah konsentrasi pasukan muslimin. Pertempuran terus berlanjut sampai akhirnya pasukan muslimin dapat mencapai kemenangan.

Usai pertempuran yang melelahkan, saat peluh masih membasah, luka masih belum terobati, darah masih menetes di ujung pedang. Sang Pedang Allah bergegas menjumpai Abu Ubaidah untuk menyampaikan pesan pengangkatannya sebagai panglima pengganti dirinya. Pemecatan Khalid oleh Khalifah Umar bukan sama sekali dilandasi ketidaksukaan (like or dislike). Tapi lebih didasarkan atas firasyatul mu’min untuk menyelamatkan aqidah umat dan keimanan Khalid sendiri.

Kemenangan demi kemenangan yang dicapai Khalid dalam pertempuran menjadikan namanya harum semerbak, popularitasnya memuncak. Tapi prestasi spektakulernya ini membawa pada kecenderungan pengkultusan akan dirinya. Khalifah Umar membaca ini dan khawatir umat terperosok, begitu juga Khalid akan mendapatkan fitnah yang besar.

Selanjutnya Khalid kembali berjuang di bawah kendali mantan anak buahnya sebagai jundi al-muthi’ah tanpa mempedulikan statusnya yang “turun pangkat”. Ketika dikonfirmasi tentang pemecatan dirinya, beliau menjawab: “Aku berperang bukan untuk Umar tapi karena Allah swt”.

http://www.jalanpanjang.web.id/2011/07/khalid-aku-berperang-bukan-untuk-umar.html

Posted in Uncategorized | Leave a comment

12 Kebiasaan Produktif Yang Dianjurkan (Ustd Anis Matta L.C)

1.Sediakan lebih banyak waktu untuk membaca dan sediakanlah waktu untuk memikirkan dan mengendapkan bacaan Anda.

Setiap kali Anda selesai membaca, itu berarti Anda telah menyerap sutu informasi dan akan meningkat ke tahap selanjutnya yaitu seleksi. Karena itu sisakanlah waktu 15 menit untuk memikirkan kembali apa yang barusan Anda baca dan endapkan.

2.Luangkan waktu selama 20 menit dalam sehari untuk menyendiri dan merenung.

Waktu paling tepat untuk merenung adalah sebelum subuh. Duduklah dengan rileks supaya nafas Anda keluar secara teratur. Pejamkan mata. Aturlah nafas secara teratur. Tarik nafas dari hidung dan keluarkan melalui mulut. Ikuti pernapasan itu dengan pikiran Anda. Mulailah merenung; merenung tentang apa saja, tidak perlu ditentukan ‘judulnya’. Efek dari kebiasaan ini adalah Anda akan terbiasa melakukan pemikiran vertikal; berpikir ke atas. Selain itu, kebiasaan tersebut juga akan meluaskan dan melegakan perasaan Anda, serta ketenangan yang luar biasa.

3.Pertahankan stamina spiritual Anda melalui ibadah mahdhah yang rutin
Dengan melaksanakan ibadah mahdhah secara rutin, maka Anda akan memilki nuansa spiritual sebagai kekuatan untuk mengontrol gerak pikiran dan gerak emosi.

4.Jagalah kondisi fisik Anda
Menjaga kondisi fisik melalui :
a.Makan secara teratur dan bergizi.
b.Istirahat yang cukup.
c.Olahraga ringan yang rutin

5.Tingkatkan apresiasi Anda melalui seni dan alam

Terkadang hidup akan terasa keringjika kita tidak punya rasa seni yang baik. Selain itu, menikmati seni dan alam juga dapat meningkatkan sifat humoris kita.

6.Buatlah rencana perjalanan wisata

Jalan-jalanlah di muka bumi dan makanlah rizki dari Tuhanmu. Semakin banyak yang kita lihat semakin banyak pula yang dapat kita banding-bandingkan.

7.Luaskanlah wilayah pergaulan Anda

Salah satu ciri orang dewasa ialah dapat bergaul dengan banyak orang. Sedangkan ciri remaja ialah hanya dapat bergaul dengan sekelompok orang yang sangat terbatas yang biasanya disebut dengan peers group.

8.Tingkatkan kontrol terhadap pikiran-pikiran yang memenuhi benak Anda
Pikiran-pikiran yang muncul dalam benak kita harus dikontrol secara ketat. Sebab, pikiran itulah yang mempengaruhi suasana jiwa; pikiran-pikiran akan melahirkan tindakan.

9.Biasakanlah mencatat gagasan secara teratur

Suatu ide atau gagasan memerlukan proses pematangan. Dengan mencatat, berarti Anda telah melakukan proses pematangan. Mencatat gagasan yang muncul dalam benak kita perlu dilakukan karena proses pematangan suatu gagasan tidak terjadi sekaligus.

10.Biasakanlah lebih banyak diam dan mendengar daripada bicara

Pada umumnya orang yang banyak bicara adalah orang yang lemah kepribadiannya. Ciri orang intelek menurut Islam yang disebutkan Al Qur’an adalah Alladziina yastami’uunalqaul; orang yang mendengarkan perkataan orang lain, fayattabiuuna ahsanah; dan mengikuti yang baik dari perkataan itu. Yaitu orang yang mau mendengarkan dan menganalisa

11.Kontrol emosi agar tetap tenang, tidak mudah terpengaruh sanjungan dan kritikan
Biasakan agar ekspresi emosi Anda tidak mudah terlihat melalui wajah, apalagi melalui ucapan atau tangan.

12.Lakukan latihan pernafasan secara teratur

Tarik nafas melalui hidung, keluarkan melalui mulut; tarik nafas dalam-dalam melalui hidung, kemudian turunkan ke dada terus ke perut, naik kembali ke dada, turun lagi ke perut. Itu sudah cukup, asalkan rutin. Yang kita butuhkan di sini bukan tenaga dalamnya, tetapi keseimbangan peredaran darah dan kebugaran internal.

(diambil dari intisari buku Model Manusia Muslim Abad XXI)
(www.iswandibanna.com)

Posted in Uncategorized | Leave a comment

KATA-KATA “SANG MURABBI” KH RAHMAT ABDULLAH

Aku rindu zaman ketika halaqoh adalah keperluan, bukan sekedar sambilan apalagi hiburan …
Aku rindu zaman ketika membina adalah kewajiban, bukan pilihan apalagi beban dan paksaan …
Aku rindu zaman ketika dauroh menjadi kebiasaan, bukan sekadar pelangkap pengisi program yang dipaksakan …
Aku rindu zaman ketika tsiqoh menjadi kekuatan, bukan keraguan apalagi kecurigaan …
Aku rindu zaman ketika tarbiyah adalah pengorbanan, bukan tuntutan, hujatan dan obyekan….
Aku rindu zaman ketika nasihat menjadi kesenangan bukan su’udzon atau menjatuhkan …
Aku rindu zaman ketika kita semua memberikan segalanya untuk da’wah ini …
Aku Rindu zaman ketika nasyid ghuroba menjadi lagu kebangsaan…
Aku rindu zaman ketika hadir liqo adalah kerinduan dan terlambat adalah kelalaian …
Aku rindu zaman ketika malam gerimis pergi ke puncak mengisi dauroh dengan uang yang cukup2 dan peta tak jelas …
Aku rindu zaman ketika seorang ikhwah benar-benar berjalan kaki 2 jam di malam buta sepulang tabligh da’wah di desa sebelah …
Aku rindu zaman ketika pergi liqo selalu membawa infaq, alat tulis, buku catatan dan qur’an terjemah ditambah sedikit hafalan …
Aku rindu zaman ketika binaan menangis karena tak bisa hadir di liqo …
Aku rindu zaman ketika tengah malam pintu diketuk untuk mendapat berita kumpul di subuh harinya …
Aku rindu zaman ketika seorang ikhwah berangkat liqo dengan uang belanja esok hari untuk keluarganya …
Aku rindu zaman ketika seorang murobbi sakit dan harus dirawat, para binaan patungan mengumpulkan dana apa adanya…
Aku rindu zaman itu …
Ya Rabb … Jangan Kau buang kenikmatan berda’wah dari hati-hati kami …
Ya Rabb … Berikanlah kami keistiqomahan di jalan da’wah ini …

Posted in Uncategorized | Leave a comment

10 Syarah Dasar Arkanul Bai’ah (Prinsip Dasar Dakwah)

Al-Fahmu (Paham), adalah yakin bahwa fikrah (pandangan ) kita adalah fikrah Islami dan sahih.Anda harus memahami Islam sebagaimana diuraikan dalam ushul ‘isyrin.

Al-Ikhlash, setiap muslim, harus mengharapkan keridhaan Allah dan pahala dari semua ucapan, amal, dan jihad yang dilakukannya tanpa didorong oleh kepentingan pribadi, penampilan, kemewahan, pangkat, gelar, kedudukan dan yang lainnya.

Al-’Amal, adalah buah dari ilmu dan ikhlas. ( At-taubah 105 )

Al-Jihad, adalah kewajiban yang harus dilakukan terus menerus dan berkesinambungan sampai hari kiamat, seperti yang telah dinyatakan dalam hadist Rasulullah Saw: “ Barangsiapa yang mati (sedang) ia tidak pernah berperang dijalan Allah dan tidak pernah berniat untuk berperang (di jalan Allah), ia mati dalam keadaan jahiliah.”

At-Tadhhiah, adalah mengorbankan jiwa, harta, waktu, kehidupan dan semua potensi untuk mencapai tujuan. Di dunia ini tidak ada jihad tanpa pengorbanan. Setiap pengorbanan dalam memperjuangkan fikrah kita tidak akan sia-sia, bahkan mendapat pahala yang besar dan baik di sisi Allah SWT. Barang siapa yang tidak mau berkorban bersama-sama kaum muslimin dalam melaksanakan jihad fi sabilillah akan berdosa dan akan menanggung segala akibatnya.

Ath-Tha’ah (Taat), adalah menerima perintah dan melaksanakannya dengan cepat, baik di waktu senang atau sulit, terhadap hal-hal yang disukai atau dibenci.

Ats-Tsabat (Keteguhan), al akh senantiasa bekerja dan berjihad untuk mencapai tujuan, meskipun tujuan tersebut masih jauh bahkan memakan waktu bertahun-tahun sampai ia bertemu Allah Swt dan benar-benar berhasil memperoleh salah satu dari dua kebaikan : tercapainya tujuan atau mati syahid.

At-Tajarrud (Totalitas), adalah membersihkan fikrah dari segala pengaruh ajaran dan tokoh lain.

Al-Ukhuwwah, Adalah mengikat hati dan ruh dengan ikatan aqidah, dan aqidah merupakan ikatan yang paling kokoh dan paling mulia. Ukhuwah adalah saudara iman, sedang perpecahan adalah saudara kekufuran. Kekuatan utama adalah kesatupaduan dan kesatupaduan tanpa adanya cinta. Derajat cinta yang paling rendah adalah hati yang selamat dari segala buruk sangka kepada saudara muslim lainnya. Derajat cinta yang paling tinggi adalah itsar.

Ats-Tsiqah, adalah tentramnya jundi (prajurit) kepada mas-ulnya dalam hal kemampuan dan keikhlasannya.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

dewasakah saya?

dewasa? udah tua dong? ah iya apa? menurut saya salah besar.. yg dikatakan dewasa menurut saya adalah bgmn seseorang dapat menentukan mana yg salah mana yg benar..
apa bener dewasa itu kalau sudah ngerokok? weits kata siapa? menurut saya justru semakin kekanak2an, kenapa? yah pasti pada tau, jelas2 di bungkusnya aja tertulis jelas akibat2nya, nah terus kenapa ngerokok? mau dewasa? hilangin rokok dalam hidup..
apa iya dewasa tu klo udah berhubungan? yah tambah ngaco ni pertanyaan.. jelas2 “wa laa taqrobuzzina”, nah ni malah ngelakuin.. jelas2 banyak penyakit menular karena itu smua, walaupun ada pengaman apa jaminan pasti gak tertular? sempit amat pikirannya..
katany dewasa itu gak boleh nangis? lha ni pertanyaan apa mau kufur ni’mat? bersyukur Allah kasih air mata, klo gak? tak taulah apa akibatny.. yg pasti air mata itu tanda kedewasaan manusia jika air mata yg menetes adalah air mata penyesalan dari apa yg telah manusia lakukan..
dewasa itu bukan usia tp pola pikir..bagaimana seseorang bisa menentukan jalan mana yg harus ia tempuh untuk hidup ini..dewasa itu perkembangan ruhyah, bagaimana yg namany manusia bisa lebih giat utk beribadah kepada Allah..
wallahu’alam..
jika ada pernyataan yg benar tu semua adalah ‘ilmu Allah yg diperantarakan kepada saya,jika ada pernyataan yg salah ni semua karena saya adalah manusia yg miskin ‘ilmu..

18 November 2009 pukul 20:02

Posted in Uncategorized | Leave a comment

hawa nafsu

tiada terasa bibirku berucap
entah apa yg dikatakan
tiada terasa mataku melihat
entah apa yg dilihat
tiada terasa kakiku melangkah
entah apa yg dituju
tiada terasa tanganku bekerja
entah apa yg dilakukan
tiada terasa semuany kulakukan tanpa kusadari
tiada terasa semuany hanyalah dosa yg kudapat
tiada terasa semakin hina ragaku hidup di dunia
tiada terasa hawa nafsu telah mengaturku

*30 September 2009 pukul 18:57

Posted in Uncategorized | Leave a comment

for my parents

tersadar ketika aku dilahirkan
ayah ibu selalu mengharapkan
berdo’a kpd Allah Kholiqurrahmaan
terlahir membawa kebahagiaan

hidup mereka tiadalah arti tanpaku
tp diriku hanya membuat mereka tersedu
melihatku tak seperti yg mereka mau
menjadi tumpuan keluargaku

dalam senyum mereka yg indah
aku merasa seperti sampah
tiada arti dibiayai sekolah
walaupun kerja mereka bercucuran darah

malam ini ku lihat bintang
ku coba berangang
ketika suatu nanti mereka terbang
hanya bayangnya yg datang

maafkan aku
maafkanku ayah ibu
aku berjanji membahagiakanmu
melihat senyum itu hadir di hidupku

*30 Juni 2009 pukul 23:3

Posted in Uncategorized | Leave a comment

langkahku

ketika kaki ini melangkah
terus melaju ke depan
tanpa menoreh ke belakang
kadang cepat kadang perlahan

langkah ini tak kenal lelah
tak akan henti sampai kapanpun
langkah ini mungkin tak ada artinya
tapi akan berharga prosesnya

langkah ini adalah jalan da’wah
jalan yang di tempuh mujahid sejati
menuju jannah Illahi
kekal di dalamnya

langkah terasa berat tanpa sokongan
tanpa semangat bersama saudara muslim
langkah ini tak kan ringan
tapi janganlah kau berpaling dari jalur ini

karena takdir ini kita tak kan bisa keluar
takdir yang mengharuskan kita berda’wah
atas nama Allah
untuk menggapai ridhoNya

*masa galau,20 Mei 2009 pukul 9:10

Posted in Uncategorized | Leave a comment

kasihNya

dalam hidup ini
kadang kita tak mengerti
apa yang harus di lakukan
dan kemana harus melangkah

dengan kasihNya
perlahan tapi pasti kita sadar
Dia-lah tujuan
tujuan hidup yang abadi

hembusan angin dan debur ombak
hanyalah segelintir keindahan yang membawa kita pada kasihNya
mereka senantiasa bertasbih padaNya
seraya tunduk pada sang Kholik

panca indera yang ada
hanyalah setitik nikmat yang tampak
organ dalam tubuh
hanyalah segores karunia yang dirasa

tapi apa kita telah bersyukur
apa kita sadar Dia-lah yang memberikan
apa kita tau kapan semua ini kembali
menuju kasihNya

*masa galau, semester genap kelas XI

Posted in Uncategorized | Leave a comment